Bahagia Bersama Komunitas Muslim

Bahagia Bersama Komunitas Muslim. Ratusan warga Wales melakukan aksi damai di pesisir kota Swansea dengan berdiri saling berdampingan bersama tetangga dan teman-teman Muslim mereka sebagai upaya penentangan terhadap kampanye kelompok kanan yang menganggap warga Muslim sebagai musuh dari dalam.

"Kami bahagia hidup bersama dengan komunitas Muslim," ungkap Leanne Woods, anggota Majelis Nasional untuk Plaid Cymru (Partai Poitik di Wales), kepada Wales Online pada Ahad (18/10) kemarin, seperti dikutip Islamonline.

"Kami tidak bisa menerima segala bentuk perpecahan dan kebencian atas nama politik, itu bukan cara kami," tambah Woods.

Ratusan warga Swansea berkumpul di sekitar alun-alun Istana pada hari Sabtu (17/10), untuk menolak gerakan anti-Muslim yang diprakarsai oleh Welch Defence League (WDL). "Ini adalah kali pertama mereka datang ke Wales, mereka datang dari berbagai organisasi untuk menyatakan sikap tegas menolak ekstremisme kaum kanan," tegas Woods.

Gerakan WDL telah memprakarsai aksi protes terhadap apa yang mereka sebut dengan pengaruh "ekstrem Islam" di Wales. Para pendukung WDL meneriakkan slogan-slogan anti-Islam. Salah satu dari mereka akhirnya ditahan karena alasan ras dan pelanggaran ketertiban umum.

"Reaksi pertama saya ke WDL adalah, siapakah mereka sehingga melakukan perlawanan atas nama kita?" kata Keith Ross, salah satu penyelenggara aksi damai. "Saya tidak perlu dibela."

Wales merupakan negara bagian dari Britania Raya dengan jumlah penduduk diperkirakan mencapai tiga juta. Islam adalah agama terbesar di Wales setelah Kristen, dengan jumlah populasi lebih dari 30.000, seperti dilaporkan sensus tahun 2001.

Intoleransi

Banyak warga Swansea menganggap WDL telah memicu kebencian dan intoleransi dalam komunitas mereka. "Hal ini mengkhawatirkan, suatu bentuk intoleransi," kata Darren Cadwallader, seorang warga Swansea.

"Salah satu hal yang saya sukai dari kawasan St. Helen adalah keragaman. Saya sedih, WDL telah menghasut publik dengan kampanye anti Islam dan masjid. Ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia," tegas Ross. "Namun mereka telah diberi hak kebebasan berbicara."

Sementara itu, Dr Muhammad Rahman, seorang warga Muslim Swansea, mengatakan ia dan Muslim lainnya adalah bagian dari masyarakat Swansea. "Dalam setiap masyarakat di dunia akan selalu ada elemen yang melawan Islam atau Kristen atau agama lain, jadi ini adalah hal yang normal terjadi," kilahnya. "Tapi itu sangat, sangat kecil persentasenya. Saya merasa sangat aman di masyarakat ini, karena sebagian besar mendukung kita," tambahnya. [ republika.co.id ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar