Polisi Inggris Menolak Kata ' Natal '

Polisi Inggris Menolak Kata ' Natal '. Kata 'Natal' Ditolak Polantas Inggris - Polisi lalu-lintas Inggris menghilangkan kata "Natal" dari poster layanan masyarakatnya agar tak menyinggung orang-orang yang tidak merayakan Natal.

Tadinya kata itu akan muncul di slogan poster polisi yang bertujuan untuk menyosialisasikan penambahan jumlah polisi yang bertugas pada masa liburan. Slogan itu, awalnya berbunyi "Christmas presence" (hadir waktu Natal), yang merupakan plesetan dari Christmas present (hadiah Natal).

Namun bagian pemasaran polisi Inggris memutuskan, kata "Natal" bisa menyinggung orang dari keyakinan yang berbeda yang mungkin tak suka masa liburan mereka dikonotasikan dengan Natal. Poster itu tetap diluncurkan, tapi kata "Natal" diganti dengan "Liburan". Maka, slogannya kini berbunyi "Holiday presence" ("hadir saat liburan).




Langkah itu dicap 'gila' oleh para pemimpin Kristen. Polantas kini dikritik karena terlalu berpikir secara politis dan slogannya malah tak mengena. Nick Baines, Uskup Gereja Croydon, Inggris mengatakan, "Itu gila. Mengganti kata 'Natal' dengan 'Liburan' membuat frasa itu tak mengena, dan para pembuat iklan malah kehilangan alurnya."

Mantan anggota parlemen dari Partai Konservatif, Ann Widdecombe, menyatakan, "Ini mengejutkan. Orang yang membuat keputusan ini pasti tinggal di planet lain yang tak punya Hari Natal."

Ratusan poster itu telah dipampang selama beberapa minggu di seluruh Inggris, terutama di stasiun kereta dan kereta bawah tanah. Dana ribuan poundsterling dihabiskan untuk poster-poster tersebut.

Jurubicara Polantas mengatakan, poster itu berfungsi ganda, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat akan tambahan jumlah petugas dan juga sebagai peringatan bahwa menyerang staf petugas lalu lintas merupakan pelanggaran berat. Jurubicara tersebut menyatakan, kasus penyerangan terhadap petugas Polantas biasanya meningkat pada masa Natal dan Tahun Baru.

"Langkah itu untuk membuat pesan kami menjadi non-denominasi sehingga bisa menyentuh semua lapisan masyarakat, dan orang yang tak merayakan Natal tak akan merasa ketinggalan," kata jurubicara itu, sebagaimana dikutip Dailymail, Senin. "Saya bisa melihat bahwa hal ini bisa menimbulkan perdebatan, tapi ini cuma masalah perbedaan pendapat dan saya tak akan berkomentar tentang ini," tambahnya. Tapi menurut jurubicara itu, poster tersebut makin baik publisitasnya karena makin dibicarakan.

Sebenarnya kasus poster ini hanya satu dari sekian banyak contoh penghilangan referensi pada Natal demi menghindari konflik sosial. Di Inggris, kata "Natal" kadang-kadang digantikan dengan kata "winterval", untuk acara yang memang untuk merayakan Natal tapi kadang terbuka pula untuk umat agama lain. Kata "winterval" sempat diprotes bulan lalu di kota Tayside, Dundee, dan juga di tahun 1997 ketika Dewan Kota Birmingham mengadakan acara Natal.

Bahkan anggota Partai Konservatif pun sempat dikritik karena sempat memproduksi kartu Natal yang tak memakai kata "Natal", padahal salah satu pemimpinnya, David Cameron, sebenarnya tak setuju dengan prinsip kartu Natal yang terlalu dipolitisasi itu. Setelah protes karena cuma memakai kata "season's greetings" (kurang lebih artinya "Selamat Musim Liburan"), anggota partai itu akhirnya mengeluarkan kartu cetakan kedua yang benar-benar memakai "Selamat Natal". ( kompas.com )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar