Allah Akbar! ... Aku Telah Membunuh Setan Besar. Kemarin, hari Senin pukul 16:00 waktu setempat dilakukan pemakaman Mgr. Padovese, seorang uskup Turki yang dibunuh oleh sopirnya, Murat Altun, pada tanggal 3 Juni lalu. Sementara itu, telah muncul bukti pada cerita dan motif pembunuhan yang telah menjatuhkan Gereja Turki tersebut.
Upacara pemakaman uskup ini diadakan di Gereja Kabar Gembira, dihadiri duta dari Vatikan, Mgr. Antonio Lucibello, para uskup Latin di Istanbul dan Izmir, Uskup Katolik Armenia di Istanbul, serta para imam di Turki dan perwakilan dari kedutaan besar internasional.
Juga akan ada seorang delegasi Konferensi Uskup yang hadir dari Eropa. Kehadiran para uskup dari negara-negara lain, terutama Italia tidak diharapkan: Setelah pemakaman, di Iskenderun, tubuh Mgr. Padovese akan dibawa ke Milan, Italia, di mana ia akan menerima pemakaman lain. Pemakaman di Italia kemungkinan akan dilakukan pada Senin, 14 Juni. Lamanya pemakaman ini karena pengadilan Italia meminta untuk dilakukan otopsi pada mayat uskup tersebut.
Setelah beberapa hari berlalu, cerita mengenai pembunuhan uskup ini pun mulai beredar di Turki.
Para dokter yang melakukan otopsi mengungkapkan bahwa Mgr. Padovese mengalami luka tusukan pisau di seluruh tubuhnya, terutama di bagian hati (setidaknya terdapat 8 tusukan). Kepalanya juga hampir sepenuhnya terlepas dari lehernya, yang melekat pada tubuhnya hanya kulit bagian belakang leher.
Bahkan cerita mengenai pembunuhan ini menjadi lebih jelas: Pertama uskup ditikam di rumahnya. Tapi dia masih kuat untuk melarikan diri dari rumah, dengan berdarah-darah dan menangis ia berteriak minta tolong didepan pintu, di sana dia dibunuh. Mungkin saat ia jatuh ke tanah itu, kepalanya dipotong.
Saksi mata mengatakan mereka mendengar Uskup berteriak minta tolong. Tapi yang lebih penting, adalah bahwa mereka mendengar jeritan Murat (pembunuh uskup) sesaat setelah pembunuhan itu. Menurut sumber ini, dia naik di atas atap rumah itu berteriak: "Aku telah membunuh Setan besar , Allah Akbar!".
Selain itu, menurut sebuah koran Turki, Milliyet pada tanggal 4 Juni Murat mengatakan kepada polisi bahwa tindakannya adalah hasil dari wahyu "ilahi". Murat Altun adalah pria berumur 25 tahun yang menjadi sopir uskup Padovese itu. Selama lebih dari empat tahun Murat sudah tinggal di sebelah rumah uskup itu. Ercan Eris, pengacara gereja mengatakan bahwa tidak ada laporan medis yang menyatakan Murat mempunyai cacat mental.
Departemen Kehakiman yang datang langsung dari Ankara ke Iskenderun secara eksplisit mengutuk tindakan pembunuhan ini dan memastikan bahwa akan melakukan segala hal yang mungkin untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Namun, menurut sumber polisi, tampaknya Murat mempunyai pembenaran baru untuk tindakannya, yaitu: Mgr. Padovese adalah seorang homoseksual, dan Murat, 26 tahun, adalah korban, "ia dipaksa menderita penganiayaan". Mungkin uskup ini adalah salah satu pelaku pedofilia juga yang beberapa waktu lalu kasusnya sempat menggemparkan kalangan gereja dunia dan Vatikan.
Menurut para ahli di Turki, pembunuhan Mgr. Padovese menunjukkan evolusi organisasi "Deep State" yang pertama kalinya mentarget sasaran tinggi. Sejauh ini mereka hanya mentarget imam biasa, tetapi sekarang mereka telah menyerang kepala Gereja Turki (Mgr Padovese adalah Presiden Konferensi Episkopal Turki). Pada saat yang sama, tindakan mereka menjadi lebih canggih, lebih kasar dari sebelumnya. ( muslimdaily.net )
Upacara pemakaman uskup ini diadakan di Gereja Kabar Gembira, dihadiri duta dari Vatikan, Mgr. Antonio Lucibello, para uskup Latin di Istanbul dan Izmir, Uskup Katolik Armenia di Istanbul, serta para imam di Turki dan perwakilan dari kedutaan besar internasional.
Juga akan ada seorang delegasi Konferensi Uskup yang hadir dari Eropa. Kehadiran para uskup dari negara-negara lain, terutama Italia tidak diharapkan: Setelah pemakaman, di Iskenderun, tubuh Mgr. Padovese akan dibawa ke Milan, Italia, di mana ia akan menerima pemakaman lain. Pemakaman di Italia kemungkinan akan dilakukan pada Senin, 14 Juni. Lamanya pemakaman ini karena pengadilan Italia meminta untuk dilakukan otopsi pada mayat uskup tersebut.
Setelah beberapa hari berlalu, cerita mengenai pembunuhan uskup ini pun mulai beredar di Turki.
Para dokter yang melakukan otopsi mengungkapkan bahwa Mgr. Padovese mengalami luka tusukan pisau di seluruh tubuhnya, terutama di bagian hati (setidaknya terdapat 8 tusukan). Kepalanya juga hampir sepenuhnya terlepas dari lehernya, yang melekat pada tubuhnya hanya kulit bagian belakang leher.
Bahkan cerita mengenai pembunuhan ini menjadi lebih jelas: Pertama uskup ditikam di rumahnya. Tapi dia masih kuat untuk melarikan diri dari rumah, dengan berdarah-darah dan menangis ia berteriak minta tolong didepan pintu, di sana dia dibunuh. Mungkin saat ia jatuh ke tanah itu, kepalanya dipotong.
Saksi mata mengatakan mereka mendengar Uskup berteriak minta tolong. Tapi yang lebih penting, adalah bahwa mereka mendengar jeritan Murat (pembunuh uskup) sesaat setelah pembunuhan itu. Menurut sumber ini, dia naik di atas atap rumah itu berteriak: "Aku telah membunuh Setan besar , Allah Akbar!".
Selain itu, menurut sebuah koran Turki, Milliyet pada tanggal 4 Juni Murat mengatakan kepada polisi bahwa tindakannya adalah hasil dari wahyu "ilahi". Murat Altun adalah pria berumur 25 tahun yang menjadi sopir uskup Padovese itu. Selama lebih dari empat tahun Murat sudah tinggal di sebelah rumah uskup itu. Ercan Eris, pengacara gereja mengatakan bahwa tidak ada laporan medis yang menyatakan Murat mempunyai cacat mental.
Departemen Kehakiman yang datang langsung dari Ankara ke Iskenderun secara eksplisit mengutuk tindakan pembunuhan ini dan memastikan bahwa akan melakukan segala hal yang mungkin untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Namun, menurut sumber polisi, tampaknya Murat mempunyai pembenaran baru untuk tindakannya, yaitu: Mgr. Padovese adalah seorang homoseksual, dan Murat, 26 tahun, adalah korban, "ia dipaksa menderita penganiayaan". Mungkin uskup ini adalah salah satu pelaku pedofilia juga yang beberapa waktu lalu kasusnya sempat menggemparkan kalangan gereja dunia dan Vatikan.
Menurut para ahli di Turki, pembunuhan Mgr. Padovese menunjukkan evolusi organisasi "Deep State" yang pertama kalinya mentarget sasaran tinggi. Sejauh ini mereka hanya mentarget imam biasa, tetapi sekarang mereka telah menyerang kepala Gereja Turki (Mgr Padovese adalah Presiden Konferensi Episkopal Turki). Pada saat yang sama, tindakan mereka menjadi lebih canggih, lebih kasar dari sebelumnya. ( muslimdaily.net )
Orang islam ini memang susah,... ngak pernah mau merasa salah,... sudah itu justru yg mati di tuduh pedolofia,... tapi klau dalam debat selalu bilang islam itu sejuk spt kulkas, dan tidak membunuh atau memaksa org utk jadi islam,...
BalasHapusbenar-benar tai anjing,...
cemet goblog lu.... itu balas dendam atas prbuatan bejat dia, lebih2 dia tu pendeta yg sharusnya nyapein kbenaran utk umat dia, bkanya nyodomi , gada hub ma agama, mgkin klo lu sealiran ma dia msti mau X ya di sodomi brtaun taun. dsar goblog
BalasHapusPastur, uskup, pendeta maupun biarawati juga manusia yg punya hasrat seksual. Jadi wajar kalo di gereja sering terjadi skandal seks, ini akibat dari larangan menikah bagi golongan gembala (uskup, pastur, pendeta, dll) . .
BalasHapusitu lah hukuman buat orang yg menyembah 3 tuhan
BalasHapus