Ketika Firman Tuhan Tak Lagi Menarik, Gereja Berubah Menjadi Dunia Fantasi -- Sebuah gereja di Australia akan menyelenggarakan kebaktian ala dunia fantasi lengkap dengan konstumnya, dengan tujuan menarik minat orang untuk pergi ke gereja.
Para jemaat yang berpakaian seperti Wookie mahluk berbulu lebat dan vampir akan tampak di antara kerumunan orang di gereja untuk mendengarkan ayat-ayat dari Bibel fantasi, seperti dalam cerita The Lord of the Rings dan Harry Potter di kebaktian yang diberi nama "Sci-Fi and Fantasy Friendly Church Service".
Salah seorang jemaat, Jay Brooks, berpakaian seperti karakter Obi-Wan Kenobi dalam film Star Wars
Pendeta perempuan Avril Hannah-Jones adalah orang di belakang kebaktian Minggu nyeleneh yang di gelar di Uniting Church di Romsey, sebelah utara kota Melbourne, Australia. Tujuannya, untuk menarik lebih banyak orang beribadat ke gereja.
Menurut para peminat sci-fi, kebaktian semacam itu mengeksplor dunia fantasi dan ajaran Kristen. Idenya terinspirasi dari cerita Dr. who, Buffry the Vampire Slayer dan Star Wars.
Namun, aksi itu mendapat kecaman dari para penganut Kristen tradisional, yang menilainya sebagai ketidaksopanan dan tidak menekankan pada ayat-ayat suci.
Sumber-sumber yang dekat dengan gereja mengatakan kepada bahwa rencana itu telah membuat warga terpecah.
"Sebagian orang tidak suka dengan hal itu, khususnya karena hal semacam itu tidak diharapkan," tulis Herald Sun (06/4) mengutip seorang jemaat
Sebagian pemimpin gereja lain mengatakan bahwa aksi itu merupakan penghinaan dan bisa mengundang hal-hal berbau sihir dan supranatural.
"Saya tidak masalah orang suka sci-fi, tapi gereja bukanlah tempat untuk eskapisme dan berpakaian aneh-aneh," kata Murray Campbell dari Mentone Baptist.
Menurut rohaniwan itu, orang seharusnya mendengarkan firman tuhan yang sebenarnya, bukan berlaku aneh mengikuti gaya Frodo Baggins -- salah seorang tokoh dalam cerita The Lord of the Rings.
Pendeta Katolik Gerald O'Collins sepakat. "Tidak perlu berpakaian seperti itu," ujarnya. Lagipula, menurutnya, cerita-cerita ajaib semacam itu sudah ada, hanya perlu lebih diperkenalkan.
Tapi menurut seorang teolog yang juga jurubicara gerakan Baptis Australia, Ron Benson, kebaktian semacam itu merupakan kesempatan unik untuk memperkenalkan ajaran Kristen ke lebih banyak orang lagi.
Kebaktian dengan tema sci-fi ala dunia fantasi, kata Benson merupakan tindakan terpuji jika
bisa mendekatkan masyarakat dengan gereja.
"Masalahnya adalah bagaimana para pemimpin gereja membingkai tema budaya dalam konteks kristiani," kata Benson.
Menurutnya, supranatural bukan satu-satunya sumber kekuatan jahat. Dan umat Kristen menyakini bahwa setiap aspek kehidupan memiliki hubungan spiritual.
Benson beranggapan, cerita seperti Harry Potter, The Lord of the Rings, Star Wars dan Dr. Who menceritakan pergulatan orang dengan pilihan-pilihan moral, antara yang baik dengan yang buruk.
Kebaktian Minggu itu telah medapat persetujuan dari pihak berwenang gereja, kata moderator Uniting Church, Isabel Thomas Dobson.
"Kami selalu berupaya mencari jalan agar bisa menghubungkan masyarakat dengan kebenaran alkitab," kata wanita itu.
"Kita bicara tentang fantasi, bukan kenyataan," kata Dobson, seraya menambahkan bahwa kebaktian semacam itu tidak dilakukan terus menerus.* ( hidayatullah.com )
Para jemaat yang berpakaian seperti Wookie mahluk berbulu lebat dan vampir akan tampak di antara kerumunan orang di gereja untuk mendengarkan ayat-ayat dari Bibel fantasi, seperti dalam cerita The Lord of the Rings dan Harry Potter di kebaktian yang diberi nama "Sci-Fi and Fantasy Friendly Church Service".
Salah seorang jemaat, Jay Brooks, berpakaian seperti karakter Obi-Wan Kenobi dalam film Star Wars
Pendeta perempuan Avril Hannah-Jones adalah orang di belakang kebaktian Minggu nyeleneh yang di gelar di Uniting Church di Romsey, sebelah utara kota Melbourne, Australia. Tujuannya, untuk menarik lebih banyak orang beribadat ke gereja.
Menurut para peminat sci-fi, kebaktian semacam itu mengeksplor dunia fantasi dan ajaran Kristen. Idenya terinspirasi dari cerita Dr. who, Buffry the Vampire Slayer dan Star Wars.
Namun, aksi itu mendapat kecaman dari para penganut Kristen tradisional, yang menilainya sebagai ketidaksopanan dan tidak menekankan pada ayat-ayat suci.
Sumber-sumber yang dekat dengan gereja mengatakan kepada bahwa rencana itu telah membuat warga terpecah.
"Sebagian orang tidak suka dengan hal itu, khususnya karena hal semacam itu tidak diharapkan," tulis Herald Sun (06/4) mengutip seorang jemaat
Sebagian pemimpin gereja lain mengatakan bahwa aksi itu merupakan penghinaan dan bisa mengundang hal-hal berbau sihir dan supranatural.
"Saya tidak masalah orang suka sci-fi, tapi gereja bukanlah tempat untuk eskapisme dan berpakaian aneh-aneh," kata Murray Campbell dari Mentone Baptist.
Menurut rohaniwan itu, orang seharusnya mendengarkan firman tuhan yang sebenarnya, bukan berlaku aneh mengikuti gaya Frodo Baggins -- salah seorang tokoh dalam cerita The Lord of the Rings.
Pendeta Katolik Gerald O'Collins sepakat. "Tidak perlu berpakaian seperti itu," ujarnya. Lagipula, menurutnya, cerita-cerita ajaib semacam itu sudah ada, hanya perlu lebih diperkenalkan.
Tapi menurut seorang teolog yang juga jurubicara gerakan Baptis Australia, Ron Benson, kebaktian semacam itu merupakan kesempatan unik untuk memperkenalkan ajaran Kristen ke lebih banyak orang lagi.
Kebaktian dengan tema sci-fi ala dunia fantasi, kata Benson merupakan tindakan terpuji jika
bisa mendekatkan masyarakat dengan gereja.
"Masalahnya adalah bagaimana para pemimpin gereja membingkai tema budaya dalam konteks kristiani," kata Benson.
Menurutnya, supranatural bukan satu-satunya sumber kekuatan jahat. Dan umat Kristen menyakini bahwa setiap aspek kehidupan memiliki hubungan spiritual.
Benson beranggapan, cerita seperti Harry Potter, The Lord of the Rings, Star Wars dan Dr. Who menceritakan pergulatan orang dengan pilihan-pilihan moral, antara yang baik dengan yang buruk.
Kebaktian Minggu itu telah medapat persetujuan dari pihak berwenang gereja, kata moderator Uniting Church, Isabel Thomas Dobson.
"Kami selalu berupaya mencari jalan agar bisa menghubungkan masyarakat dengan kebenaran alkitab," kata wanita itu.
"Kita bicara tentang fantasi, bukan kenyataan," kata Dobson, seraya menambahkan bahwa kebaktian semacam itu tidak dilakukan terus menerus.* ( hidayatullah.com )
pola pikir n pandangan orang barat dan asia emang beda. orang barat lebih banyak bersifat rasional, sedangkan asia bih ke arah mistik2 gitu de.. agama pun jg gitu, trebuktikan klo agama asalnya dari benua asia semua...
BalasHapus