Sekarang nyatalah bahwa Alkitab sekarang memang palsu - Palsu adalah lawan dari asli, otentik, tulen. Palsu berarti tidak otentik, tidak asli. Mengatakan bahwa Alkitab sekarang itu palsu atau tidak otentik bukanlah suatu hujatan, tetapi suatu kesimpulan ilmiah.
Lembaga Alkitab Indonesia sendiri, melalui webnya alkitab.or.id telah mengakui bahwa Alkitab sekarang memang berbeda dengan Alkitab yang otentik. Hal ini dikarenakan proses penyalinan dan penerjemahan di masa lalu dan masa-masa berikutnya hingga sekarang.
Alkitab sekarang memang palsu
Kepalsuan Alkitab juga disebabkan oleh penjagaan Alkitab yang hanya mengandalkan satu sistem penjagaan, yaitu penulisan. Berbeda dengan Al-Qur`an yang dijaga melalui hafalan dan tulisan. Sistem penjagaan Al-Qur`an telah terbukti menjaga keaslian Al-Qur`an.
Al-Qur`an, pada masa Nabi masih hidup, telah dihafal oleh banyak shahabat, dan juga ditulis dalam banyak catatan. Jika ada seseorang yang keliru satu kata saja, maka akan banyak shahabat yang meluruskan.
Sedangkan Alkitab, tidak ada yang menghafalnya. Bahkan Injil-Injil yang terdapat dalam Alkitab itu sebenarnya tidak ditulis pada masa Yesus. Dan Injil-Injil itu disusun berdasarkan cerita-cerita orang yang tidak dijamin integritasnya. Sehingga Injil-Injil dalam Alkitab sebenarnya tidak punya nilai otentik sama sekali. Karena ia bukan berasal dari murid-murid Yesus dan bukan pula berasal dari Yesus.
Tidak otentiknya Alkitab juga telah dikemukakan oleh para pakar Alkitab dari kalangan Kristen sendiri.
Dr. R. Soedarmo menyatakan, “Dengan memandang bahwa Kitab Suci (Alkitab) hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa di dalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan.” (Ikhtisar Dogamtika, BPK Jakarta, 1965 hal. 47)
Hal ini berbeda dengan Al-Qur`an. Al-Qur`an bukanlah jurnal dari seseorang, tetapi ia merupakan wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Jibril Ar-Ruhul Qudus, kemudian Nabi mengajarkannya kepada para shahabat untuk dihafal dan dicatat dan diberitahukan bahwa itu adalah Al-Qur`an surat anu ayat sekian.
Dr. R. Soedarmo juga menyatakan, “Di dalam Perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang diragukan antara lain Surat Wahyu dan Yakobus yang disebut surat Jeram” (Ikhtisar Dogmatika, BPK Jakarta, 1965 hal. 49)
Dr.G.C Van Niftrik dan Dr. B.J Bolland berkata: “Kita tidak usah malu-malu, bahwa terdapat berbagai kekhilafan di dalam Alkitab; kekhilafan-kekhilafan tentang angka-angka perhitungan; tahun dan fakta.” (Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta,1967, hal 298).
Dr. Mr D.C Mulder: “Jadi benarlah Daud itu pengarang Mazmur yang 73 jumlahnya ? Hal itu belum tentu. Sudah beberapa kali kita menjumpai gejala bahasa orang Israel suka menggolongkan karangan-karangan di bawah nama orang yang termasyhur ……. Oleh karena itu tentu tidak mustahil pengumpulan¬pengumpulan mazmur-mazmur itu (atau orang-orang yang hidup lebih kemudian) memakai nama Daud, karena raja itu termasyhur sebagai pengarang mazmur-mazmur. Dengan kata lain perkataan, pemakaian nama Daud, Musa, Salomo itu merupakan tradisi kuno, yang patut diperhatikan, tetapi tradisi itu tidak mengikat” (Pembimbing ke Dalam Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 205).
DR. W. Graham Scroggie dari Institut Alkitab Moody, yaitu salah satu Misi Penyebaran Injil Kristen yang terkenal di dunia, menulis dalam bukunya, “Injil adalah karangan manusia, walaupun demikian ada orang yang terlalu fanatik buta -tanpa berpedoman kepada ilmu pengetahuan- menyangkal kenyataan ini. Kitab-kitab itu telah muncul melalui fikiran manusia, ditulis dalam bahasa manusia, diabadikan dengan tangan-tangan manusia dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik manusia.”
Dengan kata lain, Injil bukanlah firman Tuhan, ia hanyalah karangan manusia. Berbeda dengan Al-Qur`an yang memang merupakan wahyu dari Allah dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik ilahiyah yang tidak dapat ditiru oleh manusia mana pun. Jika para penyair Arab berkolaborasi dengan para ilmuwan lalu mereka membuat satu surat saja untuk menandingi Al-Qur`an, niscaya mereka tidak akan sanggup.
Jika benar bahwa Al-Qur`an itu berasal dari Muhammad yang manusia, maka kejeniusan Muhammad telah mengalahkan para ilmuwan dan para pakar dari berbagai bidang di masa ini. Dan tentunya telah jauh mengalahkan kejeniusan para pengarang Alkitab dan juga Yesus yang disembah oleh orang-orang Kristen.
Allah Yang menurunkan Al-Qur`an telah menciptakan sistem sedemikian rupa sehingga Dia menjamin keaslian Al-Qur`an. Dari cara-Nya menurunkan Al-Qur`an ayat demi ayat, penciptaan peristiwa sebelum Dia menurunkan suatu ayat, dapat dilihat bahwa Allah ingin agar Al-Qur`an ini mudah dihafal dan dipahami.
Hal ini tidak terjadi dengan kitab-kitab sebelumnya yang turun sekaligus satu kitab dalam satu waktu. Karena Dia tidak berkehendak menjadikan hukum dan kitab-kitab sebelum Al-Qur`an itu menjadi hukum yang abadi. Dia menghendaki agar Al-Qur`an itulah yang menjadi kitab dan hukum yang abadi.
Allah ingin memenangkan Al-Qur`an atas kitab-kitab palsu yang beredar saat itu hingga sekarang. Allah membiarkan kitab-kitab terdahulu dipalsukan. Lalu dari kitab-kitab palsu itu pun muncul ajaran-ajaran palsu. Sehingga nampaklah bagi mereka yang beraqal akan mana ajaran yang berasal dari Tuhan, dan mana ajaran yang berasal dari karangan manusia belaka seperti yang nampak dalam kata-kata DR. W. Graham Scroggie.
Sekarang nyatalah bahwa Alkitab sekarang memang palsu. Itu adalah kesimpulan ilmiah, bukan hujatan yang didasari oleh kebencian. Sehingga sekarang, kita membutuhkan ajaran yang benar-benar berasal dari Tuhan yang menciptakan kita untuk membimbing kita ke dalam keselamatan. Ajaran itu adalah Islam.
Lembaga Alkitab Indonesia sendiri, melalui webnya alkitab.or.id telah mengakui bahwa Alkitab sekarang memang berbeda dengan Alkitab yang otentik. Hal ini dikarenakan proses penyalinan dan penerjemahan di masa lalu dan masa-masa berikutnya hingga sekarang.
Alkitab sekarang memang palsu
Kepalsuan Alkitab juga disebabkan oleh penjagaan Alkitab yang hanya mengandalkan satu sistem penjagaan, yaitu penulisan. Berbeda dengan Al-Qur`an yang dijaga melalui hafalan dan tulisan. Sistem penjagaan Al-Qur`an telah terbukti menjaga keaslian Al-Qur`an.
Al-Qur`an, pada masa Nabi masih hidup, telah dihafal oleh banyak shahabat, dan juga ditulis dalam banyak catatan. Jika ada seseorang yang keliru satu kata saja, maka akan banyak shahabat yang meluruskan.
Sedangkan Alkitab, tidak ada yang menghafalnya. Bahkan Injil-Injil yang terdapat dalam Alkitab itu sebenarnya tidak ditulis pada masa Yesus. Dan Injil-Injil itu disusun berdasarkan cerita-cerita orang yang tidak dijamin integritasnya. Sehingga Injil-Injil dalam Alkitab sebenarnya tidak punya nilai otentik sama sekali. Karena ia bukan berasal dari murid-murid Yesus dan bukan pula berasal dari Yesus.
Tidak otentiknya Alkitab juga telah dikemukakan oleh para pakar Alkitab dari kalangan Kristen sendiri.
Dr. R. Soedarmo menyatakan, “Dengan memandang bahwa Kitab Suci (Alkitab) hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa di dalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan.” (Ikhtisar Dogamtika, BPK Jakarta, 1965 hal. 47)
Hal ini berbeda dengan Al-Qur`an. Al-Qur`an bukanlah jurnal dari seseorang, tetapi ia merupakan wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Jibril Ar-Ruhul Qudus, kemudian Nabi mengajarkannya kepada para shahabat untuk dihafal dan dicatat dan diberitahukan bahwa itu adalah Al-Qur`an surat anu ayat sekian.
Dr. R. Soedarmo juga menyatakan, “Di dalam Perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang diragukan antara lain Surat Wahyu dan Yakobus yang disebut surat Jeram” (Ikhtisar Dogmatika, BPK Jakarta, 1965 hal. 49)
Dr.G.C Van Niftrik dan Dr. B.J Bolland berkata: “Kita tidak usah malu-malu, bahwa terdapat berbagai kekhilafan di dalam Alkitab; kekhilafan-kekhilafan tentang angka-angka perhitungan; tahun dan fakta.” (Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta,1967, hal 298).
Dr. Mr D.C Mulder: “Jadi benarlah Daud itu pengarang Mazmur yang 73 jumlahnya ? Hal itu belum tentu. Sudah beberapa kali kita menjumpai gejala bahasa orang Israel suka menggolongkan karangan-karangan di bawah nama orang yang termasyhur ……. Oleh karena itu tentu tidak mustahil pengumpulan¬pengumpulan mazmur-mazmur itu (atau orang-orang yang hidup lebih kemudian) memakai nama Daud, karena raja itu termasyhur sebagai pengarang mazmur-mazmur. Dengan kata lain perkataan, pemakaian nama Daud, Musa, Salomo itu merupakan tradisi kuno, yang patut diperhatikan, tetapi tradisi itu tidak mengikat” (Pembimbing ke Dalam Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 205).
DR. W. Graham Scroggie dari Institut Alkitab Moody, yaitu salah satu Misi Penyebaran Injil Kristen yang terkenal di dunia, menulis dalam bukunya, “Injil adalah karangan manusia, walaupun demikian ada orang yang terlalu fanatik buta -tanpa berpedoman kepada ilmu pengetahuan- menyangkal kenyataan ini. Kitab-kitab itu telah muncul melalui fikiran manusia, ditulis dalam bahasa manusia, diabadikan dengan tangan-tangan manusia dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik manusia.”
Dengan kata lain, Injil bukanlah firman Tuhan, ia hanyalah karangan manusia. Berbeda dengan Al-Qur`an yang memang merupakan wahyu dari Allah dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik ilahiyah yang tidak dapat ditiru oleh manusia mana pun. Jika para penyair Arab berkolaborasi dengan para ilmuwan lalu mereka membuat satu surat saja untuk menandingi Al-Qur`an, niscaya mereka tidak akan sanggup.
Jika benar bahwa Al-Qur`an itu berasal dari Muhammad yang manusia, maka kejeniusan Muhammad telah mengalahkan para ilmuwan dan para pakar dari berbagai bidang di masa ini. Dan tentunya telah jauh mengalahkan kejeniusan para pengarang Alkitab dan juga Yesus yang disembah oleh orang-orang Kristen.
Allah Yang menurunkan Al-Qur`an telah menciptakan sistem sedemikian rupa sehingga Dia menjamin keaslian Al-Qur`an. Dari cara-Nya menurunkan Al-Qur`an ayat demi ayat, penciptaan peristiwa sebelum Dia menurunkan suatu ayat, dapat dilihat bahwa Allah ingin agar Al-Qur`an ini mudah dihafal dan dipahami.
Hal ini tidak terjadi dengan kitab-kitab sebelumnya yang turun sekaligus satu kitab dalam satu waktu. Karena Dia tidak berkehendak menjadikan hukum dan kitab-kitab sebelum Al-Qur`an itu menjadi hukum yang abadi. Dia menghendaki agar Al-Qur`an itulah yang menjadi kitab dan hukum yang abadi.
Allah ingin memenangkan Al-Qur`an atas kitab-kitab palsu yang beredar saat itu hingga sekarang. Allah membiarkan kitab-kitab terdahulu dipalsukan. Lalu dari kitab-kitab palsu itu pun muncul ajaran-ajaran palsu. Sehingga nampaklah bagi mereka yang beraqal akan mana ajaran yang berasal dari Tuhan, dan mana ajaran yang berasal dari karangan manusia belaka seperti yang nampak dalam kata-kata DR. W. Graham Scroggie.
Sekarang nyatalah bahwa Alkitab sekarang memang palsu. Itu adalah kesimpulan ilmiah, bukan hujatan yang didasari oleh kebencian. Sehingga sekarang, kita membutuhkan ajaran yang benar-benar berasal dari Tuhan yang menciptakan kita untuk membimbing kita ke dalam keselamatan. Ajaran itu adalah Islam.
Buat yang Kristen/Katolik atau yg non-muslim, mari kunjungi blog ini: http://islamexpose.blogspot.com
BalasHapusGBU ;)