Mundur, Sebuah Misteri Pertanggungjawaban Sang Paus

Mundur, Sebuah Misteri Pertanggungjawaban Sang Paus - Dalam bulan Februari 2013 ini, dunia dihebohkan dengan berita mundurnya Paus Benediktus XVI dari jabatannya sebagai pimpinan tertinggi gereja Katolik. Tepat pada 28 Februari 2013 mendatang, Paus Benediktus akan melepaskan jabatannya yang sudah diemban sejak 2005 silam.

Pasca pengunduran dirinya, Paus Benediktus akan tetap berada di Vatikan. Keputusannya untuk tetap jadi warga Vatikan ini juga membuatnya akan mendapatkan perlindungan hukum dari segala usaha untuk menuntutnya sehubungan dengan kasus pelecehan seksual oleh sejumlah imam di seluruh dunia.

http://www.suara-islam.com/images/berita/Paus-Benediktus-XVI.jpg

“Keberadaannya untuk tetap di Vatikan adalah penting, jika tidak dia mungkin akan dengan mudah diserang. Dia tidak akan memiliki imunitas, hak prerogatifnya, keamanannya, jika dia berada di tempat lain,” kata salah satu staf Vatikan.

Masa kepemimpinan Paus Benediktus XVI diwarnai dengan dinamika pasang surut dan krisis yang mendera Vatikan. Salah satu krisis besar Vatikan di era kepemimpinan Benediktus XVI adalah terbongkarnya kasus pelecehan seksual para pastor terhadap anak-anak (pedofilia). Terciumnya skandal seks sejumlah pejabat teras gereja Katolik terhadap anak-anak dan remaja di berbagai negara, berbuntut krisis serius bagi Vatikan. Kebobrokan moral sejumlah pendeta dan uskup di berbagai negara di antaranya Brazil, Irlandia, Austria dan Jerman memicu kemarahan opini publik terutama para pengikut gereja Katolik.

Kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak dilakukan oleh sejumlah pastor di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. The Economist melaporkan bahwa skandal itu menjalar cepat melebihi skandal serupa yang menyebar di sekujur Amerika Serikat dalam beberapa tahun belakangan. Perilaku memalukan ini merugikan gereja hingga lebih dari 2 miliar dolar untuk biaya kompensasi korban atas kasus-kasus tersebut.

Sebuah komisi independen di Den Haag, Belanda, pada Desember 2012 mengumumkan hasil investigasi mereka. Menurut hasil penyelidikan itu, puluhan ribu anak jadi korban pelecehan para pastor di Belanda sejak 1945. Setelah memeriksa 1.795 laporan, komisi itu menemukan setidaknya 10.000 hingga 20.000 anak dilecehkan secara seksual di lembaga-lembaga Katolik. Kebanyakan kasus melibatkan pelecehan ringan hingga moderat dan diperkirakan ada beberapa ribu kasus pemerkosaan. Menurut laporan tersebut, terindifikasi 800 orang terlibat dalam kasus pelecehan seksual ini dan kurang lebih 100 orang dari mereka masih aktif di gereja.

Menanggapi berita tersebut, kepada Suara Islam Online seorang mantan misionaris yang kini sudah menjadi aktivis Islam, Ustadz Bernard Abdul Jabbar, menyatakan proses hukum harus tetap berjalan walaupun di Vatikan sendiri.

"Paus harus mempertanggung jawabkan masa kepemimpinannya yang banyak menuai masalah baik yang dilakukan bawahannya ataupun orang dekat beliau sebagai bentuk tanggung jawab terhadap umatnya," ujarnya, Kamis (21/2/2013).

"Banyak anggapan bahwa mereka orang suci tanpa dosa, tapi justru pada kenyataannya mereka berbuat dosa. Manusia itu tak lepas dari kesalahan, begitu dalam ajaran Islam yang saya pelajari, itu adalah kebenaran yang sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada manusia suci sekalipun mereka itu Paus atau Pastur. Dalam Islampun demikian, Kiyai, Ulama, Ustadz itu mereka semua manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan," tambahnya. ( suara-islam )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar