Tukang Fitnah Jadi Pahlawan Di Amerika. Warga patriot AS menganggap Heather Lawrence sebagai seorang pahlawan. Ketika kisahnya menyebar minggu lalu, para penulis blog dan komentator online memuji gadis berusia 16 tahun dan anggota JROTC (Junior Reserve Officers' Training Corps) di SMA Springstead ini karena telah mengkonfrontasi seorang murid Muslim yang tidak berdiri ketika Sumpah Kesetiaan dibacakan.
Namun, menurut pihak sekolah, Lawrence ternyata telah memalsukan bagian cerita itu. “Gadis ini berbohong,” ujar kepala sekolah Springstead Susan Duval pada hari Senin.
”Saya telah mengkonfirmasikannya ke wali kelas yang bersangkutan dan murid Muslim itu ternyata ikut berdiri saat pembacaan sumpah.”
Lawrence mengatakan ia sedang melewati ruang kelas lain pada Rabu pagi ketika ia melihat seorang gadis dengan jilbab duduk ketika pembacaan sumpah.
Kemudian, Lawrence mengatakan bahwa ia mengkonfrontasi gadis tersebut, mengatakan padanya bahwa ia harus berdiri selama pembacaan sumpah sebagai sebuah sikap hormat dan mengatakan, “Lepaskan benda yang ada di kepalamu itu dan bertindaklah seperti kau bangga menjadi orang Amerika.”
Seorang guru menyaksikan konfrontasi itu dan Lawrence diskors selama lima hari karena telah melanggar kebijakan distrik mengenai pelecehan. Skors terhadap Lawrence kemudian dikurangi menjadi tiga hari.
Setelah insiden itu, Heather Lawrence ditanya oleh seorang guru mengapa ia mengkonfrontasi gadis tersebut.
“Ia mulai menceritakan bahwa ia telah mendaftarkan diri dan akan pergi ke Irak dan bahwa pada dasarnya karena gadis itu terlihat seperti orang Timur Tengah dan itu membuatnya menjadi seorang musuh karena semua orang Irak adalah orang Timur Tengah,” ujar wakil kepala sekolah Stephen Crognale.
Kisah tersebut, dilaporkan oleh The Times dan media lokal lainnya pada hari Jumat, menyebar ke mana-mana, mendatangkan pujian bagi Lawrence karena mengutarakan pemikirannya dan mengecam pihak sekolah karena membungkam haknya untuk bebas berbicara. Duval mengatakan bahwa sekolah telah menerima telepon dari orang-orang marah yang telah “melecehkan” para stafnya.
Kisah itu menjadi menyusahkan karena telah menciptakan sentimen negatif di antara sejumlah orang Amerika terhadap kaum Muslim,ujar Ahmed Bedier, ketua Dewan HAM. “Ada beberapa blog dan situs anti Muslim yang terkenal, dan mereka membesar-besarkan hal ini karena Heather Lawrence,” ujarnya. “Gadis ini ketahuan mengganggu orang lain, dan ia membengkokkan ceritanya dengan membuatnya berkaitan dengan patriotisme dan bendera negara.” [ swaramuslim.net ]
Namun, menurut pihak sekolah, Lawrence ternyata telah memalsukan bagian cerita itu. “Gadis ini berbohong,” ujar kepala sekolah Springstead Susan Duval pada hari Senin.
”Saya telah mengkonfirmasikannya ke wali kelas yang bersangkutan dan murid Muslim itu ternyata ikut berdiri saat pembacaan sumpah.”
Lawrence mengatakan ia sedang melewati ruang kelas lain pada Rabu pagi ketika ia melihat seorang gadis dengan jilbab duduk ketika pembacaan sumpah.
Kemudian, Lawrence mengatakan bahwa ia mengkonfrontasi gadis tersebut, mengatakan padanya bahwa ia harus berdiri selama pembacaan sumpah sebagai sebuah sikap hormat dan mengatakan, “Lepaskan benda yang ada di kepalamu itu dan bertindaklah seperti kau bangga menjadi orang Amerika.”
Seorang guru menyaksikan konfrontasi itu dan Lawrence diskors selama lima hari karena telah melanggar kebijakan distrik mengenai pelecehan. Skors terhadap Lawrence kemudian dikurangi menjadi tiga hari.
Setelah insiden itu, Heather Lawrence ditanya oleh seorang guru mengapa ia mengkonfrontasi gadis tersebut.
“Ia mulai menceritakan bahwa ia telah mendaftarkan diri dan akan pergi ke Irak dan bahwa pada dasarnya karena gadis itu terlihat seperti orang Timur Tengah dan itu membuatnya menjadi seorang musuh karena semua orang Irak adalah orang Timur Tengah,” ujar wakil kepala sekolah Stephen Crognale.
Kisah tersebut, dilaporkan oleh The Times dan media lokal lainnya pada hari Jumat, menyebar ke mana-mana, mendatangkan pujian bagi Lawrence karena mengutarakan pemikirannya dan mengecam pihak sekolah karena membungkam haknya untuk bebas berbicara. Duval mengatakan bahwa sekolah telah menerima telepon dari orang-orang marah yang telah “melecehkan” para stafnya.
Kisah itu menjadi menyusahkan karena telah menciptakan sentimen negatif di antara sejumlah orang Amerika terhadap kaum Muslim,ujar Ahmed Bedier, ketua Dewan HAM. “Ada beberapa blog dan situs anti Muslim yang terkenal, dan mereka membesar-besarkan hal ini karena Heather Lawrence,” ujarnya. “Gadis ini ketahuan mengganggu orang lain, dan ia membengkokkan ceritanya dengan membuatnya berkaitan dengan patriotisme dan bendera negara.” [ swaramuslim.net ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar