Mengaku FPI, Tapi Mencuri HP

Mengaku FPI, Tapi Mencuri HP. FPI Dicatut untuk Curi HP dan Rusak Kaca Pos Satpam di SMA Bellarminus


http://www.voa-islam.com/timthumb.php?src=/photos/mumtaz/Bellarminus-headline-fpi.jpg&h=235&w=355&zc=1

Dua pekan setelah ditayangkan blog Santo Bellarminus yang menghujat Islam, beredar kabar bahwa Yayasan Perguruan Santo Bellarminus luluh-lantak diserbu FPI. Dalam pantauan wartawan voa-islam, ternyata hanya ada beberapa kaca pos satpam dan kaca kantor yang dirusak 12 anak remaja berusia sekitar 18 tahunan berkaos hitam dengan memakai celana pendek alias celana kolor. Mereka mengaku orang FPI dan mencuri telepon genggam itu bebas memasuki lokasi tanpa ada pencegahan dari satpam. Benarkah pelakunya orang FPI?

PELECEHAN terhadap Islam di blog Santo Bellarminus Bekasi benar-benar menggegerkan umat Islam terutama warga Bekasi. Betapa tidak? Dalam blog bertitel “Habisi Islam di Indonesia” ini diposting tulisan dan gambar yang disengaja untuk memancin amarah umat Islam, Rabu (21/4/2010).

Misalnya, foto kitab suci Al-Qur'an dengan sampul warna hijau yang dimasukkan ke dalam WC. Foto penghinaan ini diberi komentar sarkasme bahwa Al-Qur'an adalah buku pedoman kesesatan. Ayat-ayat Al-Qur'an diejek dan disamakan dengan alat kelamin dengan kata-kata yang jorok. Lantas Nabi Muhammad diejek sebagai –maaf– orang gila, setan, kurang waras dan suka berkhayal. Azan dilecehkan sebagai teriakan orang gila, dan masih banyak lagi tudingan dengan bahasa binatangisme.

Meski marah dan tertantang karena akidah dan harga dirinya diinjak-injak, tapi situasi selalu aman terkendali tanpa ada tindakan anarkhis apapun.

Di sisi lain, Blog penghinaan Santo Bellarminus justru berdampak positif bagi umat Islam. Dengan berpikir positif, bijak dan rasional, umat Islam tidak terpancing. Umat semakin siap siaga, memperkuat akidah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah setelah tersadarkan bahwa gerakan pemurtadan dan kristenisasi itu benar-benar ada dan berbahaya.

Belum reda kasus pelecehan blog Santo Bellarminus, umat Islam kembali dilecehkan dengan formasi Pedang Salib di pelataran Masjid Agung Bekasi ketika sedang dilakukan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, Ahad (2/5/2010). Lagi-lagi, pelakunya adalah kelompok Salibis berkedok “Pawai Hardiknas” yang mencatut Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi dan mengaku direstui Walikota Mochtar Mohammad.


http://www.voa-islam.com/photos/mumtaz/bellarminus_tak-diserbu.jpg

Mengaku FPI, Tapi Mencuri HP


Belakangan BNK Bekasi membantah pawai Hardiknas yang diselenggarakan oleh Benny Tunggul dan Christopher cs. Sementara Mochtar Mohammad sampai detik ini tidak memberikan pernyataan apapun. SMS voa-islam.com, Senin (3/5/2010) yang meminta konfirmasi pun tak dibalasnya.

Rupanya para musuh Islam sudah kehabisan akal untuk memancing amarah umat Islam Bekasi. Tiba-tiba muncul berita bahwa Perguruan Santo Bellarminus Bekasi diserbu massa Front Pembela Islam (FPI), Rabu tengah malam (5/5/2010).

Voa-islam.com baru mendengar kabar tersebut setelah mendapat pesan singkat dari visitor, Kamis pagi pukul 05.56 WIB. Voa-islam langsung mengirimkan dua orang reporter, Adrian dan Taz untuk meliput ke lokasi. Setiba di lokasi, reporter voa-islam mewawancarai warga sekitar lokasi. Dari keterangan warga, tukang warung, tukang ronda hingga tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan tak jauh dari Bellarminus, mereka tak yakin kalau pelaku perusakan SMA Bellarminus adalah laskar FPI. Kerusakannya juga sangat ringan, hanya kaca-kacanya saja yang dipecahkan.

Memang, begitu memasuki jalan ke arah lokasi, suasana mencekam sudah digambarkan oleh aparat keamanan. Di ujung jalan, tepatnya di warung yang berdampingan dengan pos ojek motor, beberapa serdadu dari Koramil berdiri mengamati setiap orang yang melewati jalan tersebut.

Lepas shalat zuhur di masjid berjarak satu kilometer dari Perguruan Santo Bellarminus, reporter voa-islam menyambangi lokasi yang dikabarkan diserang FPI. Di pintu gerbang utama di pinggir jalan terbuat dari besi tergantung kertas karton putih bertuliskan: “Pengumuman, untuk sementara hari Kamis dan Jum'at (6-7 Mei 2010), siswa-siswi SMP & SMA Belajar di rumah. Masuk kembali Senin 10 Mei 2010.”

Di balik pagar sebelah dalam terparkir mobil polisi. Wartawan voa-islam diterima oleh Anton, salah seorang satpam yang sedang piket hari itu. Setelah menunjukkan kartu pers, Anton mempersilakan reporter voa-islam menuju pintu masuk yang bersebelahan tempat parkir motor. Sebelum sampai di pintu tersebut, voa-islam melewati gapura bertuliskan “Yayasan Pendidikan St Bellarminus.” Di bawah gapura tersebut berdiri pagar besi yang tak kalah rapatnya.

Setelah melewati pagar besi di bawah gapura, voa-islam sampai di pintu ketiga yang juga terbuat dari besi. Nampak beberapa orang polisi dari Polsek Pondok Gede berjaga-jaga. Di sini voa-islam diterima satpam lainnya, lalu diantar masuk menuju kantor sekolah, juga melewati sebuah pintu besi.

Setelah melewati tiga pintu besi ketiga, voa-islam berjalan kaki melewati jalan setapak sekira 150 meter. Sisi kiri dan kanan jalan setapak itu juga dipagar yang terbuat dari kawat besi.

Akhirnya reporter voa-islam sampai di depan pintu utama gedung belajar-mengajar SMP dan SMA Bellarminus. Pintu utama yang terbuat dari besi ini berukuran sekira 2 x 3 meter itu berdiri kokoh, pada bagian atasnya tidak ada celah sedikit pun karena langsung menempel tembok beton gedung lantai dua. Di atas pintu terpampang foto Santo Bellarminus. Menurut petugas sekolah, di luar jam sekolah pintu itu digembok.

Memasuki area utama Bellarminus yang terdiri dari tiga lantai, reporter voa-islam diterima Vincentius salah seorang pengurus yayasan. Vincent mempersilakan voa-islam menunggu di ruang terbuka yang dihiasi dengan pernak-pernik kristiani, untuk dipanggilkan kepala SMA Bellarminus. Nampak di dalam ruangan, para pengurus yayasan: Suster Nudek (PLH Yayasan Bellarminus), Paulus Totok Trisunu (Kepala SMA Bellarminus), dan pengurus lainnya sedang serius membicarakan suatu hal bersama beberapa petugas kepolisian.


Beberapa menit kemudian Totok keluar menemui reporter voa-islam. Tanpa komentar banyak, Totok menyatakan tidak mau diwawancarai maupun memberikan pernyataan apapun kepada voa-islam. “Maaf ya, kami sedang ditimpa musibah. Nanti saja pernyataannya!” katanya ketus dengan raut muka kusam, tanpa basa-basi dan senyum sedikit pun. Lantas ia meninggalkan reporter voa-islam, kembali memasuki ruangan.

Beberapa saat kemudian, Kasat Reskrim Polrestro Bekasi Kompol Ade Ary Syam Indradi keluar ruangan bersama seorang rekannya. Ia pun menolak diwawancarai dengan alasan sedang olah TKP. “Wawancaranya nanti saja ya mas, kami sedang oleh TKP,” ujarnya sembari menebar senyum.

Adrian dan Taz pun keliling ruangan sambil menjepret gedung tiga laintai tersebut dengan kamera dan handphone. Sama sekali tak tampak kerusakan, porak-poranda atau suasana luluh-lantak area tersebut. Hanya ada beberapa kaca jendela yang berlobang, tapi sudah dibersihkan. Menurut petugas, pecahan-kaca-kaca tersebut sudah dibawa ke Polsek Pondok Gede sebagai barang bukti.

Setelah mengambil gambar-gambar tersebut, reporter voa-islam meninggalkan ruangan. Di pintu gerbang paling luar, voa-islam kembali menemui satpam Anton untuk wawancara singkat.

Menurut Anton, setelah insiden tengah malam itu sudah banyak polisi yang datang ke lokasi, antara lain Kapolsek Pondok Gede, Kapolres Metro Bekasi, Kasatreskrip Polres Metro Bekasi, dua mobil polisi dari Polda Metrojaya, dan para polisi dari Polsek Pondok Gede.

Anton mengisahkan, pelaku perusakan kaca jendela dan kantor perguruan Bellarminus adalah anak-anak remaja tanggung berjumlah sekitar 12 orang. Perusakan yang dilakukan pukul 12 malam itu dilakukan oleh orang-orang berkaos hitam, sebagian di antaranya memakai celana pendek. Mereka mendatangi lokasi dengan berjalan kaki, tanpa kendaraan apapun.

“Para pelaku tidak memakai atribut FPI, mereka hanya memakai baju serba hitam, dan wajah-wajah mereka pun bukan warga sekitar tempat kejadian,” jelas Anton.

Saat itu, satpam Bellarminus yang berjaga di pintu gerbang ada dua orang, salah satunya adalah ketua RT setempat yang beragama Islam. Di pintu gerbang, para pelaku terlibat cekcok kecil dengan satpam. Anton menirukan percekcokan itu sebagai berikut:


http://www.voa-islam.com/photos/mumtaz/bellarminus_anton.jpg


Satpam: “Dari mana kalian?”

Pelaku: “Kami dari FPI.”

Satpam: “Mau apa kalian?”

Pelaku tidak menjawab, tapi balik berkata, “Kamu orang Islam, minggir!”

“Setelah itu penjaga pun membiarkan para pelaku masuk dan memecahkan kaca-kaca kantor satpam dan lanjut ke dalam sekolah,” ujar Anton.

Setelah puas merusak beberapa kaca jendela pos satpam dan kantor, para pelaku kabur dengan membawa telepon genggam karyawan di sekolah itu.

“Nah sekarang para saksi dan korban kehilangan HP sedang diminta keterangannya di Polsek Pondok Gede,” pungkas Anton.

Senada itu, Agus, seorang pemuda warga setempat menjelaskan bahwa kejadian perusakan itu tidak dilakukan oleh warga sekitar. Ia juga tidak percaya dengan isu bahwa pelakunya adalah laskar FPI.

“Seragamnya bukan seragam FPI, Pak,” jelasnya.

Menjelang pukul 14.00 kedua reporter voa-islam meninggalkan lokasi dengan membawa banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Pertama, sebelum memasuki pintu gerbang, pelaku mengatakan “Kamu orang Islam!” Berarti pelaku sangat mengenal orang-orang di dalam yayasan Bellarminus?

Kedua, para pelaku sempat mengambil telepon genggam di ruangan petugas. Nampaknya ia mengenal betul ruangan-ruangan di dalam yayasan sehingga dengan mudah melakukan pencurian.

Ketiga, dua orang satpam membiarkan dua belas anak remaja masuk tanpa ada perlawanan dan pencegahan apapun. Apakah satpam itu tidak pernah dididik masalah keamanan? Padahal di lengan kanan seragam satpam yang mereka kenakan tertempel logo “Polres Metro Bekasi.”

Keempat, pelaku bisa melewati empat pintu besi, terutama pintu utama yang kokoh menempel ditembok beton tanpa merusak pintu tersebut. Katanya pintu digembok di luar jam belajar?


...pelaku bisa melewati empat pintu besi, terutama pintu utama yang kokoh menempel ditembok beton tanpa merusak pintu tersebut. Padhal pintu digembok di luar jam belajar...


Kelima, para pelaku hanya merusak beberapa kaca sekedarnya. Mungkinkah pelakunya adalah umat Islam yang marah dipicu oleh blog Santo Bellarminus yang menghina Allah SWT, Nabi Muhammad, Al-Qur'an, dan syariat Islam? Kerusakan sepele itu jauh tidak sebanding dengan dahsyatnya penghujatan di blog Bellarminus. Kerusakan kecil itu hanya layak dilakukan oleh orang yang kecewa atau sakit hati karena urusan yang sepele. Dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Walhasil, Adrian dan Taz harus membawa pulang pertanyaannya ke kantor redaksi, karena pihak yayasan dan aparat kepolisian sepakat untuk “No Comment!” ( voa-islam.com )




My be this artikel's that you need...!!!



1 komentar:

  1. manusia tidak luput dari dosa, karena awalnya manusia itu berdosa(Adam dan Hawa), Tuhan ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.. Amin.....

    BalasHapus