MALAM YANG KEENAM
Kitab Al-Qur'an dan Kitab Bibel
A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.
B: Sudah cukup jelas uraian Bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Qur'an yang disebutkan Bapak kemarin malam lalu dengan kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok, baik tentang surat-suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang Bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al Qur'an yang Bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa itu tidak mungkin ada, malah tidak masuk di akal.
A: Syukur kalau Saudara telah mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada Saudara saja mengenai acaranya. Terserah Saudara soal yang akan diajukan.
Ada Perselisihan dalam Al-Qur'an Tentang Asal Kejadian Manusia?
B: Baiklah kami mulai. Kami pernah membaca ayat-ayat Al Qur'an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan. Apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah? Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al Qur'annya yang berselisihan?
A: Baiklah Saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur'an yang Saudara maksudkan itu.
B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Qur'an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia, dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur'an demikian juga.
A: Silahkan Saudara sebutkan ayat-ayat Al Qur'an yang akan ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh Saudara itu akan terhapus.
B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca.
Di kitab Al Qur'an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar,
di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa),
di surat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan manusia dari tanah",
di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat",
di surat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah".
Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah", di ayat ke empat menyebutkan daripada "tanah liat", di ayat kelima menyebutkan daripada "tanah". Bukankah ayat-ayat Al Qur'an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain?
A: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan Saudara. Teruskan pertanyaan Saudara.
B: Kami ingin bertanya, yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu? Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan lumpur, atau daripada tanah biasa, atau dari tanah liatkah? Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur'an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.
"Tujuh Macam Unsur Pembentuk" dalam "Asal Kejadian Manusia" dalam Terang Al-Qur'an
A: Di kitab Al Qur'an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh Saudara-Saudara yang hadir di sini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang Saudara bacakan artinya tadi.
Pertama:
Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah: Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.
Kedua:
Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar" yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbonium.
Ketiga:
Di surat Al Hijr, ayat 28: " dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)". Di ayat ini, tersebut juga "shal-shal" telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.
Keempat:
Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal daripada "tanah". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.
Kelima:
Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia daripada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.
Keenam:
Di Surat Ali Imran ayat 59: "Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh:
Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya"
Ketujuh ayat Al Qur'an yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadian Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis.
Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air). Jelasnya adalah persenyawaan antara: Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14. Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28 Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11.
Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59.
Salah satu di antara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat Kalium" yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot.
Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi" menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi".
Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
Sampai di sinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur'an yang Saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia.
Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang saya sampaikan pada Saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira sekali bahwa ayat-ayat Al Qur'an itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan Bapak yang akan menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-betul menarik. Tetapi saya mohon di beri waktu yang khusus.
A: Baiklah sekarang kita lanjutkan: Tentunya Saudara pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah belajar ilmu kepada siapa pun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.
Nabi Muhammad SAW adalah Seorang yang UMMIY (Tidak Mengetahui Kitab yang Sebelumnya/Buta Huruf)
B: Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan? Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam sampai kepada rohaniahnya.
A: Maka dari manakah beliau belajar ilmu urai, kepada siapakah beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal kerohanian, kalau bukan wahyu dari Tuhan Allah SWT. Dan tidak mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan seorang Nabi dan Rasul.
B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.
A: Coba Saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang yang Saudara maksudkan itu.
B: Ya, tidak ada.
A: Memang tidak ada, baiklah saya tanyakan, kalau Saudara berpegang dengan keterangan Saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa ayah dan dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah Rasul pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua pasal 13 ayat 21; Matius pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad Saudara berkeberatan untuk mengakui beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus Saudara tidak berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya?
B: Baiklah kalau begitu.
A: Baik yang bagaimana yang Saudara maksudkan?
B: Keterangan-keterangan Bapak adalah baik dan memuaskan saya dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam atau malam pertemuan berikutnya.
A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan Saudara, Kami tidak berhak memaksa Saudara, atau mempengaruhi Saudara. Kita hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas pertimbangan masing-masing. B: Baiklah kita lanjutkan besok malam.
Kitab Al-Qur'an dan Kitab Bibel
A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.
B: Sudah cukup jelas uraian Bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al Qur'an yang disebutkan Bapak kemarin malam lalu dengan kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok, baik tentang surat-suratnya maupun ayat-ayatnya. Semua yang Bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bibel dan Al Qur'an yang Bapak tunjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan oper pahala dan oper dosa itu tidak mungkin ada, malah tidak masuk di akal.
A: Syukur kalau Saudara telah mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya, dan saya serahkan kepada Saudara saja mengenai acaranya. Terserah Saudara soal yang akan diajukan.
Ada Perselisihan dalam Al-Qur'an Tentang Asal Kejadian Manusia?
B: Baiklah kami mulai. Kami pernah membaca ayat-ayat Al Qur'an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan. Apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah? Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat-ayat Al Qur'annya yang berselisihan?
A: Baiklah Saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur'an yang Saudara maksudkan itu.
B: Kami telah membaca ayat-ayat Al Qur'an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur'an bahasa Indonesia, dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran saya bukan Bibel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al Qur'an demikian juga.
A: Silahkan Saudara sebutkan ayat-ayat Al Qur'an yang akan ditanyakan, Insya Allah yang diragukan oleh Saudara itu akan terhapus.
B: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca.
Di kitab Al Qur'an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar,
di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa),
di surat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan manusia dari tanah",
di Surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat",
di surat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah".
Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah", di ayat ke empat menyebutkan daripada "tanah liat", di ayat kelima menyebutkan daripada "tanah". Bukankah ayat-ayat Al Qur'an nyata-nyata berselisihan antara yang satu dengan yang lain?
A: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan Saudara. Teruskan pertanyaan Saudara.
B: Kami ingin bertanya, yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu? Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan lumpur, atau daripada tanah biasa, atau dari tanah liatkah? Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al Qur'an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.
"Tujuh Macam Unsur Pembentuk" dalam "Asal Kejadian Manusia" dalam Terang Al-Qur'an
A: Di kitab Al Qur'an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh Saudara-Saudara yang hadir di sini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang Saudara bacakan artinya tadi.
Pertama:
Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)". Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah: Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.
Kedua:
Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar" yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbonium.
Ketiga:
Di surat Al Hijr, ayat 28: " dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)". Di ayat ini, tersebut juga "shal-shal" telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.
Keempat:
Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal daripada "tanah". Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogenium.
Kelima:
Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia daripada Tanah Liat". Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.
Keenam:
Di Surat Ali Imran ayat 59: "Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh:
Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya"
Ketujuh ayat Al Qur'an yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadian Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis.
Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air). Jelasnya adalah persenyawaan antara: Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14. Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28 Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11.
Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59.
Salah satu di antara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat Kalium" yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot.
Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya "Proteinisasi" menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi".
Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis.
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
Sampai di sinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur'an yang Saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia.
Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang saya sampaikan pada Saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.
B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira sekali bahwa ayat-ayat Al Qur'an itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan Bapak yang akan menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rohani manusia itu, betul-betul menarik. Tetapi saya mohon di beri waktu yang khusus.
A: Baiklah sekarang kita lanjutkan: Tentunya Saudara pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah belajar ilmu kepada siapa pun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.
Nabi Muhammad SAW adalah Seorang yang UMMIY (Tidak Mengetahui Kitab yang Sebelumnya/Buta Huruf)
B: Ya, saya pernah membaca biografi Nabi Muhammad. Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan? Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai (Anatomi), Ilmu Kimia, Ilmu hayat (biologi), dan dari segi ilmu alam sampai kepada rohaniahnya.
A: Maka dari manakah beliau belajar ilmu urai, kepada siapakah beliau belajar ilmu kimia, ilmu hayat, ilmu alam dan soal-soal kerohanian, kalau bukan wahyu dari Tuhan Allah SWT. Dan tidak mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan seorang Nabi dan Rasul.
B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.
A: Coba Saudara sebutkan nama-nama orang yang tidak pernah belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan negara yang mengagumkan para ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang yang Saudara maksudkan itu.
B: Ya, tidak ada.
A: Memang tidak ada, baiklah saya tanyakan, kalau Saudara berpegang dengan keterangan Saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa ayah dan dipenuhi juga dengan ruhul kudus, maka selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa Bapak, dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah Rasul pasal 6 ayat 5, pasal 5 ayat 31; Kitab Raja-raja kedua pasal 13 ayat 21; Matius pasal 5 ayat 9; Kitab Raja-raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad Saudara berkeberatan untuk mengakui beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul, sedangkan kepada Yesus Saudara tidak berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya?
B: Baiklah kalau begitu.
A: Baik yang bagaimana yang Saudara maksudkan?
B: Keterangan-keterangan Bapak adalah baik dan memuaskan saya dan saya diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam atau malam pertemuan berikutnya.
A: Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan Saudara, Kami tidak berhak memaksa Saudara, atau mempengaruhi Saudara. Kita hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas pertimbangan masing-masing. B: Baiklah kita lanjutkan besok malam.
[PUSTAKA DAI]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar