Sebagaimana yang dia tuturkan pada Editor (waktu tidak disebutkan dalam buku)
Setelah kesaksianku bahwa tiada Tuhan yang haq disembah selain Alloh, dan Muhammad adalah RasulNya, kesan yang teramat dalam menyapa rohaniku. Saya semakin yakin akan kebenaran Islam. Semakin pasrah tiada tugas yang dapat terselesaikan selain atas ridhoNya jua.
Sebelum menjadi muslim, saya sering dihantui perasaan ragu, kurang puas dan bimbang, sehingga membuatku mengambang dan kecewa. Tak ada target yang terarah apalagi kokoh. Ibarat orang mandi yang tidak merata airnya, hingga tidak mendapatkan kesegaran.
Siraman rohani keislaman menjadikan saya dan keluarga benar-benar merasakan kenikmatan dan kemantapan hidup. Segala persoalan dan ganjalan kehidupan yang dulunya tidak teratasi, seakan lenyap dan mudah, lantaran mendapat ridho Alloh SWT. Saya selalu teringat pesan Bapak Kyai Bahaudin (Alm.) yang menganjurkan padaku untuk terus meningkatkan ilmu keislaman sekaligus berdakwah dengannya, agar amal-amalku senantiasa meningkat pula. Beliau nasihatkan itu kepadaku dengan penuh kasih sayang hingga membuatku begitu terharu dan merasakan kehangatannya, seakan saya sebagai anaknya. Oleh karena itu, betapa saya merasa sangat kehilangan sepeninggal beliau. Rasanya tidak ada lagi tempat untuk bertanya, yang mampu memberikan jawaban yang teduh dan pas.
Ada banyak nasehat dan pesan-pesan yang disampaikan oleh Bapak Kyai Bahaudin kepadaku yang hingga kini masih terngiang-ngiang di telingaku. Akan tetapi ada satu pesan dari Kyai Bahaudin yang hingga kini masih saya amalkan yaitu sholat tahajjud di malam hari. Setelah saya benar-benar istiqomah (selalu) denganNya, rasanya amaliah yang satu ini tumbuh menjadi kebutuhan yang tak dapat ditunda. Alhasil, semua itu ikut membekali ketenangan dan kedamaian hidup saya.
Sungguh kedamaian itu saya terima dan saya nikmati sebagai karunia yang begitu agung dalam kehidupanku. Tanpa terasa, kiranya saya telah membuktikan janji Alloh dalam firmanNya: "Dan pada sebagian malam hari, bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS, Al-Isra:79)
Semakin dalam agama Islam saya masuki, semakin meyakinkan padaku bahwa Islam agama yang maha sempurna, tidak satu pun agama lain yang memiliki hal serupa. Contoh kecil, dengan hadirnya doa-doa dalam detik-detik kehidupan, sesederhana apa pun, semua dibahas dan diajarkan. Dari doa berkumpul (suami istri), saat bangun tidur, hingga pada setiap aktifitas kerja lainnya.
Akhirnya, saya sikapi hidup ini dengan ikhlas dan berpasrah dengan ridhoNya. Tugas sehari-hari kami di kantor yang cukup melelahkan pun bisa terselesaikan dengan sukses dan memuaskan.
Sungguh, saya telah mencermati Islam dan merasakan adanya perpautan kental antara akal dengan kedalaman rasa di hati, perpaduan usaha dengan takdir dan keserasian antara fikir dengan zikir. Alhamdulillah. [ DAI ]
begitulah kalau orang belajar ilmu perbintangan maka ia akan terpengaruh oleh bintang-bintang dilangit. begitu juga saudara widuri yang sudah beragama ilmu atau logika tersebut. sebenarnya harus banyak bertanya kepada para pakar baik ilmu khususnya maupun filsafat umumnya.
BalasHapus