Hari Gini Masih Merayakan Natal … !!? – ( 3 )

Hari Gini Masih Merayakan Natal … !!? – ( 3 ). Berikut secara berurut kami sampaikan lima alasan mengapa Anak-anak TUHAN seharusnya tidak merayakan Natal!. Dan begitu timbulnya "HARI NATAL" dalam dunia Kekristenan! Kita bisa saja menyebutnya dengan nama lain tapi itu tetap sama yaitu perayaan penyembahan matahari. Saudara dapat menyebut gajah terhadap seekor kucing, tapi yang berubah adalah cara saudara MENAMAINYA, kucing tetap kucing!

Alasan 3: Hari Natal adalah penyembahan berhala dan bukan Hari Raya Kristen.

Kita telah menganggap HARI NATAL sebagai hari raya Kristen yang paling besar. Tanpa menaruh suatu pertanyaan, kita telah menganggap bahwa perayaan itu diperintahkan oleh Tuhan atau setidak-tidaknya DITERIMA oleh Tuhan! Kita telah menganggap bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Kita telah MENGIRA bahwa kita saling menukar hadiah karena orang Majus mempersembahkan persembahan kepada Anak itu. Kita telah MENGIRA bahwa pohon Natal yang hijau menyatakan hidup yang kekal dari Kristus. Tapi marilah kita MENINGGALKAN REKAAN INI dan melihat kepada sejarah dan KENYATAAN ALKITAB!

Catatan sejarah di dalam ensiklopedia yang terdapat di perpustakaan di berbagai kota yang terjamin dan dapat dipercaya memberikan informasi kepada kita bahwa hari Natal berasal mula dari penyembahan berhala. Dipelihara diantara bangsa-bangsa penyembah berhala yang menyembah matahari. Banyak hari lahir pemimpin-pemimpin penyembah berhala dirayakan oleh Babel Kuno. Semua perayaan penyembahan berhala ini bermula dari lingkungan penyembah berhala.

Hari Natal sampai kepada kita melalui Katolik Roma. Tetapi darimana mereka mendapatnya? Mari kita memeriksa Catholic Encyclopedia yang diterbitkan oleh denominasi ini. Dikatakan:

"Hari Natal TIDAK terdapat diantara perayaan gereja sebelumnya..Hari raya ini berasal dari MESIR. KEBIASAAN PENYEMBAH BERHALA MENJADI HARI NATAL".

ENCYCLOPEDIA AMERICANA, 1969, menuliskan: "Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Inggris kuno Chrites Maesse atau Christ's Mass, dan ejaan sekarang (Christmas) mungkin mulai dipakai sekitar abad ke-16. Seluruh gereja Kristen kecuali gereja Armenian merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember. Tanggal ini tidak ditetapkan di Barat sampai sekitar pertengahan abad ke-4 dan di Timur sampai sekitar seabad kemudian.

Asal mula Christmas (Hari Natal) dan alasan menetapkan 25 Desember sebagai hari Natal, tidak jelas, tetapi biasanya hari itu dipilih supaya bersesuaian dengan perayaan penyembah berhala yang berlangsung sekitar musim dingin untuk merayakan "timbulnya kembali matahari".

Suku bangsa di Eropa Utara merayakan hari raya yang terbesar yaitu Yule pada akhir musim dingin untuk merayakan timbulnya kembali matahari (dewa) sebagai pemberi terang dan panas. Roman Saturnalia (suatu perayaan untuk menghormati Saturn, dewa pertanian dan pembaharuan kuasa matahari) juga berlangsung pada waktu ini dan beberapa kebiasaan Hari Natal diperkirakan berakar dari perayaan penyembah berhala ini. Beberapa orang menganggap bahwa kelahiran Kristus sebagai "Terang Dunia" dianggap serupa dengan kelahiran kembali matahari dengan maksud agar Kekristenan menjadi lebih bermakna bagi petobat-petobat dari penyembah berhala".

ENCYCLOPEDIA BRITANICCA, 1964, menuliskan: "HARI NATAL" pada tanggal 25 Desember adalah pesta kelahiran Tuhan kita, memperingati kelahiran Yesus Kristus, merupakan perayaan yang paling besar dalam tahun gereja.

Hari lahir Juruselamat ini bersamaan dengan kebiasaan orang-orang duniawi yang bersumber dari penyembahan berhala. Baik hari Natal maupun Epiphany, yang jatuh 12 hari sebelum 6 Januari adalah pengalihan perayaan penyembah berhala pada musim dingin, dan begitu erat hubungannya sehingga asal mula keduanya tidak dapat dibicarakan dengan terpisah. 25 Desember di Roma, merupakan tanggal pesta perayaan penyembah berhala di Roma, terpilih pada tahun 274 AD oleh Kaisar Amelian sebagai hari lahir matahari yang mulai kembali bersinar. Sebelum 336 AD, gereja Roma menetapkan peringatan kelahiran Kristus..pada tanggal yang sama".

Mengenai asal mula tradisi Hari Natal, Encyclopedia Americana mengatakan: "Orang Inggris menyesuaikan hari Natal dengan perayaan-perayaan yang sudah ada pada saat itu. Pada abad pertengahan hari Natal orang Inggris merupakan saat-saat yang penuh gembira dan suka cita dengan pesta yang besar dan perayaan pertunjukan kemegahan. Pembakaran kayu pada waktu hari Natal diambil oleh orang Inggris dari kebiasaan orang Skandinavia untuk menghormati balik matahari pada musim dingin. Penggunaan pohon cemara yang hijau juga masuk ke Inggris dari kepercayaan orang-orang Kristen Eropa daratan sebelum mereka menjadi Kristen.

Suku bangsa Celtic dan Teutonis menghormati tananaman ini pada perayaan balik matahari musim dingin sebagai simbol hidup yang kekal dan orang Druid membesarkan makna gaibnya. Pohon cemara hijau disembah sebagai janji kembalinya matahari. Beberapa orang beranggapan bahwa pohon Natal merupakan lambang Juruselamat, jadi merupakan bagian dari perayaan kelahiran-Nya".

Encyclopedia Britanicca lebih jauh lagi menyatakan: "Kebiasaan tradisional dihubungkan dengan hari Natal. Perayaan hari Natal bersamaan dengan peringatan "pertanian" penyembah berhala dan peringatan matahari pada pertengahan musim dingin..". Buku "Anwer to Questions", dikumpulkan oleh Frederick J. Haskins mengatakan: "Pohon Natal berasal dari Mesir dan bermula jauh sebelum ada perayaan Natal".

Jadi kalau kita memeriksa fakta-fakta sejarah, kita akan melihat bahwa perbuatan memelihara hari Natal bukanlah perbuatan seorang Kristen yang benar, tapi KEBIASAAN PENYEMBAH BERHALA! "Dengarkanlah firman yang disampaikan Tuhan kepadamu, hai kaum Israel! Beginilah firman Tuhan:

“ Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Jangalah takut kepadanya." (Yeremia 10:1-5).

Ayat diatas memberikan gambaran lengkap mengenai pohon Natal, TUHAN menyebutnya sebagai "tingkah langkah bangsa-bangsa adalah KESIA-SIAAN". Kita diminta supaya TIDAK membiasakan diri atau mengikuti hal seperti itu! Juga dinyatakan sebagai pemujaan berhala. Ayat 5 mengatakan bahwa pohonh ini tidak dapat berbicara -tidak dapat melangkah- harus diangkat. "Janganlah takut kepadanya, sebab berhala (pohon) itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat". Pohon itu bukanlah Tuhan yang perlu ditakuti.

Beberapa orang salah membaca ayat ini dan menjadikan ayat ini berbunyi bahwa tidak salah memiliki pohon Natal, tapi ayat ini TIDAK berbunyi demikian! BAGAIMANAKAH kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala ini masuk ke dalam GEREJA?

Kita telah melihat bahwa SEMUA fakta sejarah yang dapat dipercaya menunjukkan bahwa hari Natal tidak dirayakan oleh orang Kristen sampai abad ke-2 atau ke-3. Gereja Roma tidak memerintahkan hari Natal dirayakan sebagai perayaan "Kristen" sebelum abad KELIMA. Ingat, kota Roma adalah dunia PENYEMBAH BERHALA. Sampai abad ke-4, orang Kristen sedikit sekali di Roma. Tapi dengan munculnya Kaisar Constantine yang menerima Kekristenan pada abad ke-4, ratusan ribu orang Roma menerima Kekristenan yang sedang populer. Tapi ingat, orang-orang ini telah dibesarkan dalam kebiasaan PENYEMBAH BERHALA.

Begitulah timbulnya "HARI NATAL" dalam dunia Kekristenan! Kita bisa saja menyebutnya dengan nama lain tapi itu tetap sama yaitu perayaan penyembahan matahari. Saudara dapat menyebut gajah terhadap seekor kucing, tapi yang berubah adalah cara saudara MENAMAINYA, kucing tetap kucing! ( be-e.info )



My be this artikel's that you need...!!!



1 komentar:

  1. TUHAN MENGHUKUM ORANG YANG "PINTAR" BERBOHONG...
    SELAMAT...
    ANDA LAH SALAH SATUNYA...

    BalasHapus