Ternyata Aksi Brutal Densus 88 Benar - Benar Terjadi

Ternyata Aksi Brutal Densus 88 Benar Terjadi - Komisioner Komnas HAM, bersama perwakilan dari MUI Pusat, elemen dari Nahdlatul Ulama (NU) dan insan media nasional maupun internasional seperti Aljazeera, sejak Kamis 07/03 tiba di Poso, Sulawesi Tengah untuk melakukan investigasi, terkait video kebrutalan Detasemen 88 pada tahun 2007.

Dalam keterangannya, Sianne Andriane dari Komisioner Komnas HAM menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi dalam video yang beredar di internet tentang kebrutalan Densus 88 adalah benar terjadi dan patut diduga termasuk dalam pelanggaran HAM berat.

http://muslimdaily.net/file/IMG-20130309-WA0003.jpg

Lasiman melakukan rekontruksi
 
Keterangan Komnas HAM ini diperkuat dengan pernyataan saksi mata sekaligus korban kekerasan Densus 88 pada saat itu, Lasiman dan Wiwin. Wiwin sendiri saat ini masih ditahan di Polda Sulawesi Tengah dengan tuduhan terlibat kegiatan terorisme.

Selain Komnas HAM, MUI Pusat dan perwakilan NU, Tim Pembela Muslim juga turun ke Poso, diwakili Son Hadi yang datang bersama Direktur CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst), Haris Abu Ulya.

Kepada MuslimDaily, Son Hadi menjelaskan mulai Jum'at 08/03 siang Komnas HAM dan MUI Pusat turun ke Desa Gebangrejo di Tanah Runtuh, tempat peristiwa kebrutalan Densus 88 terjadi pada 2007 seperti yang beredar pada video yang diserahkan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ke Mabes Polri beberapa hari lalu.

Di Tanah Runtuh, rombongan Komnas HAM bertemu dengan Lasiman, pria yang menjadi saksi sekaligus korban tindakan kekerasan Densus 88 saat itu. "Lasiman menceritakan detil peristiwa itu," kata Son Hadi. Tak hanya bercerita, Lasiman merekontruksi ulang peristiwa itu disaksikan sejumlah wartawan.

Selain ke Tanah Runtuh, sebelumnya pada Kamis 07/03 Komnas HAM terlebih dahulu mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Palu. Di LP mereka bertemu dengan Wiwin, salah satu korban yang ditembak Densus 88 meski sudah menyerah. Kepada Ibu Sianne, Wiwin membenarkan peristiwa pada 2007 dan bahwa Densus 88 terlibat dalam kejadian itu.

"Yang menarik tentang peristiwa penembakan Wiwin, Lasiman menyatakan bahwa si Wiwin ini sudah dalam keadaan menyerah (kepada Densus 88) tapi tetap ditembak dia," ungkap Son Hadi. Setelah menyerah, Wiwin ditembak di bagian kaki hingga jatuh, setelah jatuh Wiwin kembali ditembak di bagian dada.

Bahruddin Ditangkap Hidup, Dikembalikan Dalam Keadaan Meninggal Dengan Wajah Hancur

Menurut Son Hadi ada informasi menarik lainnya, yakni tentang seseorang bernama Bahruddin. "Bahruddin ini ditangkap dalam keadaan sehat dalam waktu yang sama, ketika kemudian dibawa ke Polda Sulawesi Tengah, dia ditemukan kondisinya sudah dalam keadaan meninggal dan wajah yang hancur," ungkap Son Hadi.

Jumpa Pers di Radio Matahari

Sementara pada Jum'at sore kemarin, Komnas HAM, bersama tokoh Poso seperti Ustadz Adnan Arsal, Majelis Ulama setempat dan mantan Ketua Sinode Pendeta Damanik mengadakan jumpa pers di Radio Matahari. Dalam jumpa pers tersebut, Sianne Andriane dari Komnas HAM menyatakan bahwa peristiwa 2007 di Tanah Runtuh adalah pelanggaran HAM. Komnas HAM dalam kesempatan ini menyatakan akan berusaha mengajukan masalah ini ke Pengadilan HAM.

Sementara pandangan dari tokoh lokal ustadz Adnan Arsal, bahwa sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah undang-undang terorisme selama ini perlu untuk dikaji ulang.

"Yang menarik adalah pernyataan dari Pendeta Damanik," kata Son Hadi. Dalam jumpa pers kemarin, Pendeta Damanik menyatakan bahwa Densus 88 sangat brutal.

Video Asli

Sebelumnya pihak Polri menyatakan bahwa video yang beredar tentang aksi brutal Densus 88 di Poso sudah diedit, dengan menggabungkan peristiwa tahun 2007 dan 2012, namun berdasarkan keterangan saksi hidup Lasiman dan Wiwin, video tersebut asli dan tanpa diedit.



My be this artikel's that you need...!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar